Keamanan Konsumsi Madu

Halaman ini menyajikan informasi keamanan konsumsi madu berdasarkan penelitian, literatur, dan regulasi dari Indonesia. Dengan memahami panduan lokal, kita dapat mengonsumsi madu dengan lebih aman dan tepat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat Indonesia.

Ketentuan Perundangan Madu

Rekomendasi BPOM tentang Konsumsi Madu

Peraturan BPOM No. 20 Tahun 2019

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia telah menetapkan standar keamanan dan mutu madu yang berlaku di Indonesia melalui Peraturan BPOM No. 20 Tahun 2019 tentang Kriteria Keamanan dan Mutu Pangan Olahan.

Menurut BPOM, madu yang memenuhi syarat harus memenuhi kriteria berikut:

Parameter Standar BPOM Penjelasan
Kadar AirMaksimal 22%Kadar air tinggi dapat memicu fermentasi dan pertumbuhan mikroorganisme
Gula PereduksiMinimal 65%Menunjukkan kematangan madu dan kandungan gula alami
Aktivitas DiastaseMinimal 3 DNIndikator madu tidak dipanaskan berlebihan dan masih alami
Hydroxymethylfurfural (HMF)Maksimal 40 mg/kgIndikator madu tidak mengalami pemanasan berlebihan
Cemaran MikrobaMaksimal 1x10² CFU/gMemastikan madu bebas dari kontaminasi bakteri berbahaya

Peringatan Khusus untuk Bayi

BPOM secara eksplisit merekomendasikan untuk TIDAK memberikan madu kepada bayi di bawah usia 12 bulan karena risiko botulisme infantil. Spora Clostridium botulinum yang mungkin terdapat dalam madu dapat berkembang dalam sistem pencernaan bayi yang belum matang.

Penelitian Indonesia tentang Keamanan Madu

Analisis Kandungan Mikrobiologis Madu Lokal

Susanti, S., dan Rahayu, W. P. (2018)
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, 29(1), 45–52

Penelitian ini menganalisis 50 sampel madu dari berbagai daerah di Indonesia dan menemukan bahwa 86% sampel memenuhi standar keamanan mikrobiologis menurut SNI. Namun, 14% sampel menunjukkan kontaminasi mikroba di atas batas aman.

Deteksi Pemalsuan Madu di Pasar Indonesia

Purwanto, Y., dan Mariyah, E. (2020)
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 25(2), 234–241

Studi ini mengungkap bahwa sekitar 30% sampel madu yang beredar di pasar Indonesia menunjukkan indikasi pemalsuan dengan penambahan gula tebu atau sirup jagung.

Potensi Kontaminan Logam Berat pada Madu Hutan

Widodo, S., dan Handayani, L. (2019)
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 14(3), 112–118

Penelitian di area pertambangan menemukan bahwa madu hutan dapat terpapar logam berat seperti timbal (Pb) dan kadmium (Cd), meskipun sebagian besar masih dalam batas aman.

Rekomendasi dari Peneliti Indonesia

Berdasarkan berbagai penelitian, para ahli di Indonesia merekomendasikan untuk membeli madu dari produsen terpercaya yang memiliki sertifikasi keamanan pangan, menyimpan madu dalam wadah kedap udara, dan tidak memberikan madu kepada bayi di bawah satu tahun.

Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk Madu

Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk madu tertuang dalam SNI 8664:2018 tentang Madu yang menetapkan persyaratan mutu dan keamanan madu yang diperdagangkan di Indonesia.

Parameter SNI 8664:2018 Penjelasan
KeasalanHarus murni tanpa penambahan bahan lainMadu tidak boleh dicampur dengan gula, sirup, atau bahan pemanis lainnya
Warna dan RasaKhas sesuai sumber nectarHarus memiliki karakteristik sesuai dengan jenis bunga asal nectar
Kadar Gula PereduksiMinimal 65%Menunjukkan kematangan madu dan tidak adanya penambahan gula
SukrosaMaksimal 5%Indikator madu tidak dipanen terlalu dini atau dicampur gula
Logam Berat (Timbal)Maksimal 0,1 mg/kgMemastikan madu bebas dari kontaminasi lingkungan

Pentingnya Memilih Madu Berlabel SNI

Madu yang telah mendapatkan sertifikasi SNI telah melalui proses pengujian yang ketat untuk memastikan keamanan dan mutunya. Konsumen disarankan untuk memilih madu dengan label SNI untuk memastikan mendapatkan produk yang aman dan berkualitas.

Rekomendasi IDAI tentang Madu untuk Bayi dan Anak

Peringatan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)

IDAI secara tegas tidak merekomendasikan pemberian madu kepada bayi di bawah usia 12 bulan karena risiko botulisme infantil. Setelah usia 1 tahun, madu dapat diberikan secara bertahap dalam jumlah kecil.

Panduan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI)

Ikatan Dokter Anak Indonesia (2018)
Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik

IDAI merekomendasikan untuk tidak memberikan madu kepada bayi sebelum usia 1 tahun. Setelah usia 1 tahun, madu dapat diperkenalkan secara bertahap sebagai pemanis alami pengganti gula.

Penanganan Keracunan Makanan pada Anak

Satuan Tugas Keracunan IDAI (2020)
Pedoman Tata Laksana Keracunan

Dokumen ini memasukkan botulisme infantil sebagai salah satu bentuk keracunan makanan yang perlu diwaspadai, dengan madu sebagai sumber potensial spora Clostridium botulinum.

Literatur dan Referensi Indonesia

  • Standar Nasional Indonesia (SNI) 8664:2018 tentang Madu
    Badan Standardisasi Nasional (2018), Jakarta: BSN
  • Peraturan BPOM No. 20 Tahun 2019
    Badan Pengawas Obat dan Makanan
  • Peraturan BPOM No. 20 Tahun 2019 tentang Kriteria Keamanan dan Mutu Pangan Olahan
    Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (2019), Jakarta: BPOM RI
  • Keamanan Pangan: Prinsip dan Aplikasi
    Rahayu, W. P., dan Purwani, E. Y. (2017), Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  • Madu Indonesia: Potensi dan Tantangan
    Sihombing, D. T. H. (2015), Bogor: IPB Press
  • Gizi dan Kesehatan Masyarakat
    Soekirman, dan Hardinsyah (2019), Jakarta: Rajawali Pers
  • Pengetahuan Tradisional tentang Lebah dan Madu pada Masyarakat Lokal Indonesia
    Zuhud, E. A. M., dan Hikmat, A. (2016), Jurnal Ethnobiologi Indonesia, 3(2), 45–58

Pusat Informasi Obat dan Makanan Nasional

Untuk informasi lebih lanjut tentang keamanan madu, masyarakat dapat menghubungi:

  • Pusat Informasi Obat dan Makanan BPOM
  • Hotline: 1-500-533 (pulsa lokal)
  • Website: www.pom.go.id

Kesimpulan dan Rekomendasi

Berdasarkan literatur dan regulasi Indonesia, berikut adalah rekomendasi keamanan konsumsi madu:

  • Jangan berikan madu kepada bayi di bawah 1 tahun karena risiko botulisme infantil
  • Pilih madu dengan sertifikasi SNI dan izin edar BPOM
  • Simpan madu dalam wadah kedap udara di tempat sejuk dan kering
  • Periksa label kemasan untuk memastikan keaslian dan tanggal kedaluwarsa
  • Konsumsi madu secukupnya sebagai bagian dari diet seimbang
  • Untuk kondisi kesehatan khusus, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi

Dengan mengikuti panduan keamanan ini, kita dapat menikmati manfaat madu secara maksimal sekaligus mengurangi risiko yang mungkin timbul.


Artikel ini merupakan bagian dari seri edukasi Edukasi Madu. Mari kita lestarikan warisan manis peradaban ini!

Ilmu di Balik Madu Murni - Nantikan peluncurannya!

Dapatkan Madu Premium untuk Bisnis Herbal & Kuliner Anda

Madu murni bersertifikat Halal, langsung dari petani lokal, siap mendukung kebutuhan industri herbal, horeca, dan kuliner Anda dengan pasokan stabil dan kualitas premium.

Konsultasi & Bulk Order